Atasan Hobi Minggat
Hari ini masih enggak ada juga yang jual roti. Padahal pesta di rumah masih tetap berlangsung. Enggak pernah mati. Giliran pesta baru dimulai. Para pengundang butuh suara. Suara penting banget. Ini pertandingan sengit. Giliran pesta usai, terus dilupain. Dianggap debu. Penghuni enggak bisa terlibat. Mereka bilang semua ada rulesnya. Jadi takut. Tikus-tikus makin lancar jaya aja jalannya. Hobi titip-titip sana-sini. Ini bukan biasa. Alarm kita harus terus hidup. Terus ada dan berlipat ganda. Jangan didismiss. Sempat mau lepas kandang. Sudah bobrok. Maybe? Malah waktu itu penghuni diserang. Katanya nerima penumpang gelap. Dituduh ditunggangi. Padahal lagi bela pestanya sendiri di rumahnya, karena pengawas tikus dilemahkan. Kelar rebahan netflix-an. Ikut serta dalam panggilan. Nyatanya emang kacang. Jadi. Jadi. Abis ini apalagi. Orang kaya lupa ini hari apa. Susah sedikit. Basi. Yang ngundang ngilang. Bisa jadi karena keliru kicau. Tapi ternyata mereka malah sibuk berulah dan berkilah lagi. Kali ini diam-diam pada ngurusin ketemuan di gedung atap hijau. Katanya rapat penting. Malah nyusun yang lain di dalam. Yang darurat diabaikan. Makin bikin rugi penghuni. Hari duka. Mati. Kita ngirim bunga ke rumah duka. Penghuni jadi saling bantu. Ada darurat pesta di rumah. Lucunya para pengundang. Banyak yang perlu dikerjakan. Daripada ketemuan soal yang lain seharusnya. Mentang-mentang penghuni lagi dirumahkan skala besar. Atau udah dicancel ? Jalanan masih rame. Hobi nongkrong, pulang enggak ada pembatasan. Yang jaga enggak ready. Yang udah lama di rumah seperti hilang arti. Apalagi yang nyembuhin. Padahal yang mau jadi manusia seluruh jagat. Enggak cuman sendiri. Rulesnya lagi error. Kita juga masih tetap enggak bisa turun. Ada larangan. Turun juga enggak mau nerima. Enggak mau sambut baik. Mending jangan ditarik-tarik ke sana dulu. seharusnya. Emang ada pesanan apa? Kayak dikejar setoran aja. Terburu-buru banget. Kita udah lelah jadi kunci sesaat. Perlu sensor. Segera dibenahi. Rumah lain lagi sibuk atasi darurat. Rumah kita malah ngurusin yang lain. Kasian penghuni makan kicauan omongan melulu. Udah kenyang. Yang cilaka kapan mau diatasi? Eh malah udah dijadiin ya? Kok enggak ada yang ikutan. Kerjaan dan dagangan banyak hilang pas darurat. Kita butuh nasi. Yang katanya 'atasan' hobi minggat melulu. Ngilang. Kepentingan tuan rumahnya diabaikan? Mau bicara dibungkam, dilarang tanpa alasan. Dituduh provokasi dan menganggu keamanan. 'Rumah' sedang tidak baik-baik saja. Maka hanya ada satu kata: sembuhkan! Panjang umur perjuangan!
Komentar
Posting Komentar