Udah Stop Ah

Gue hari ini ngerasa sedih banget kayak ngerasa nggak punya teman. Yang dikira bakal bareng, eh ternyata nggak bareng. Tanpa tahu penyebabnya. Susah banget cari kelompok, yang mau sama gue. Gue mikir salah gue apa ya. Tapi kata nyokap letak salahnya bukan ada di gue. Ya emang kalau seorang ksatria itu berdiri sendiri di jalannya tanpa pegangan dan itu gapapa.

Awalnya sedih sih, tapi setelah mendapat wejangan itu mulai baikan, tapi ketika ditanya lagi perasaan sedih itu kembali. Mungkin ini rencana Tuhan yang lebih indah buat gue kali ya. Mungkin Tuhan udah pilih cerita yang 'lebih' buat umat-Nya yang satu ini. Semua yang terjadi dalam hidup memang butuh proses, buat sampai ke tujuan itu. Walau perjalanannya nggak slalu mulus. Ada kerikil di sepanjang perjalanan mau itu besar atau kecil yang harus dilewati.

Di detik-detik sekarang kayak ngerasa takut. Takut nggak bisa. Takut nggak bisa selesai ngerjain tugas-tugas kuliah yang super bejibun apalagi ketika menjelang ujian. Takut nggak bisa 18-19 sks lagi semester depan karna begitu banyak yang belum dikerjain yang tugasnya super susah.

Sekarang dalam benak banyak ketakutan pada perihal perkuliahan bukan perihal percintaan lagi. Gue ngerasa punya perkembangan dalam hidup yang harus mesti kudu wajib diprioritaskan demi masa depan diri gue sendiri. Perihal teman seperti yang kata Tsana (rintiksedu) bilang "ya teman terbaik adalah diri sendiri, selama masih punya itu, semua akan baik". Mungkin dia juga menjalani hal-hal sama, sampai akhirnya bisa sesukses ini. Apa mungkin jalan gue juga bakal kayak gitu ya?Menjalani kerikil dulu untuk bisa sampai ke tujuan yang besar. Ya nggak tau liat saja nanti (itu kata gue yang dulu, tapi sekarang kata liat harus diganti dengan kata "niat"). Ada niat untuk melangkah ke jalan yang lebih baik atau nggak. Pilihannya ada di situ. Sebab hidup adalah pilihan yang kita harus pilih. Gue memilih niat, bukan liat. Maaf ya udah nyalahin diri sendiri tadi. Padahal letak salahnya kan emang bukan ada di kita.

Yuk kita sama-sama berjalan, hadapi, jalani, semuanya dengan sebaik-baiknya yang kita bisa ya aku. Agar setidaknya kita sedikit bisa terlepas dari belenggu ini. Yang lain bisa, masa kita nggak bisa? 

Dengan peristiwa ini lahirlah beribu kata. Kalau nggak ada peristiwa ini, tulisan ini pasti nggak akan pernah ada. Terima kasih ya. Untuk pikiran yang masih bisa menuangkan dan meluapkan apa yang ingin dituangkan dalam bentuk tulisan. Terima kasih sangat. 

Memang benar ternyata menulis itu bisa berkontribusi dalam proses penyembuhan. Penyembuhan menjadi kelegaan dalam diri yang sulit ditempuh ketika sedang melewati masa-masa sulit. Jalan Tuhan mungkin akan membawa gue untuk bisa terus menulis dengan rasa. Karena yang dari hati niscaya akan sampai juga ke hati.

Semoga apa yang ditulis di sini juga bisa sampai ke hati yang lain. Mungkin menyemangati diri sendiri udah basi dan nggak berlaku lagi buat gue, yabg sedang berlaku ngata-ngatain diri sendiri demi self reminder biar mau gerak buat perbaiki semua yang masih bisa diperbaiki dan yang masih berada dalam kendali.

Udah stop nggak tau dirinya, ya? Udah nggak ngerti apa-apa, tugas banyak yang belum dikerjain bisa-bisanya mageran mulu woi ah. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manifestasi Jadi Kontemplasi

penumpang baru

Atasan Hobi Minggat