Tatkala malam hari aku menengadah Mendengar rindu berbisik menyapa telinga Bintang menghiasi pekat Rembulan tak ada dimiliknya Dikelilingi musik syahdu mengalun sepi Mendarat mulus pada ayunan bak merpati Yang kuasai cakrawala, t etap hampa Mereka saling berkontradiksi mesra Sebab tak ada lagi sosokmu di sana, sayangku Aroma yang kau tinggalkan bersikeras perlahan hilang dari palung penuh raung itu Manifestasi Karena itu aku kontemplasi salam rindu dariku: yang gemar sembunyi rasa
dan kini diriku bagai rembulan yang kehilangan sinarnya bagai langit yang kehilangan senjanya sejak kau memulai perjalanan dengan penumpang baru di kendaraanmu, sedangkan aku belum walau kuselalu berharap kalau itu aku. hari ini akan turun hujan sepertinya semesta gemar sekali menemani kesedihanku. 3 Oktober 2022
Aku gatau kenapa terus menunggu Menunggu tanpa kepastian Bersama harapan Jangan ngomong seolah yang kamu omongin pasti bakal dilakuin Itu pemberi harapan palsu namanya " Sorry w bales nanti y" itu lupa atau ngelupain? Segitunya ya gak anggap penting Kamu gatau kan kalau ada yang masih nungguin sampai jam segini Nungguin yang gapasti Sampai semua pikiran isinya kamu Yang gatau kapan bisa dapat balasan Ya dapat balasan pesan aja susah, apalagi perasaan Kamu luka yang kubuat sendiri Salahku sejak awal yang terlalu percaya kalau kamu baik, beda dari yang lain Ternyata kamu baik tapi bukan yang terbaik Semua perkataanmu waktu itu, bak hilang terbawa angin lalu Atau semua perkataanmu memang gak pernah ada yang serius? gak pernah penting hanya sekedar ketik Kamu suruh aku nungguin, tapi gak dijemput Banyak apa-apa yang terjadi padaku, padahal aku gak mau kamu kenapa-kenapa Malah buat diri sendiri yang jadi sakit Ini gak mudah butuh waktu yang gak sebentar tuk m...
Komentar
Posting Komentar