Surat Izin Menulis (Bonus Part Ingin Diajak Pulang Juga)
Dear, Er
Semoga kamu baik-baik saja, ya di sana?
Maaf aku tidak sempat izin dulu saat menulis surat ini
Tapi ada izin pun, tetap tidak akan mengubah apapun, bukan?
Kamu sudah dengannya, menjalin cerita dengannya
Tanpa mau tahu tentang perasaanku
Kenapa kamu tidak tanya lagi dua belas tahun lalu?
Atau setidaknya cari tahu
Apa tidak sepenting itu, Er?
Secarik pertanyaan yang berkecamuk di kepalaku
Asal kamu tahu, tidak pernah lagi kutemukan sebuah perasaan utuh ini di tempat lain selain di kamu
Sejak 12 tahun lalu
Tapi kamu tetap saja begitu, keras kepala, dan tidak mau tahu apa-apa
Tidak pernah merasa tindakanmu itu menyakitkan?
Oh tentu tidak, kamu sudah terlalu piawai menguasai jurus tidak mau tahu apapun, bukan?
Di sini tidak sedang mengajukan perizinan, hanya menceritakan.
Tidak perlu ada yang dikhawatirkan
Ku paham kita telah selesai, tanpa pernah ada yang dimulai. Berhenti di sini.
Dari, IL
Sejak 12 tahun lalu, dan masih kamu.
Dear IL . . Yang berlalu 12 tahun itu simpan saja dalam laci ingatanmu . . Lalu rapikan meja tulismu, mulailah dengan sesuatu yang baru . . Cerita lain, selain si 12 tahun lalu itu
BalasHapussulit untuk melupakan cuma perlu mengikhlaskan
Hapus