Remahan Kenangan dan Ingatan
dan Remahan-remahan yang
Kehilangan,
Akulah si perindu ulung itu
Meski tak mampu lagi dilakukanuntukmu.
.
Untuk kali ini, tidak perlu begini
Mengajukan pertanyaan perihal
sebuah kenyataan,
Kenapa rasa itu hanya miliknya sendirian
Sebuah kenyataan yang tak akan
Mengajukan pertanyaan perihal
sebuah kenyataan,
Kenapa rasa itu hanya miliknya sendirian
Sebuah kenyataan yang tak akan
bisa dipaksakan,
sudah lahir jadi jawaban.
.
.
Sebermula abu-abu,
bersikeras menolak itu
Tapi ruang hati semakin menggebu
Ia menyeru.
.
bersikeras menolak itu
Tapi ruang hati semakin menggebu
Ia menyeru.
.
Remah-remah kenangan menjelma
reruntukan ingatan
Yang meronta-meronta ingin
diberi imbalan
Tetapi dinding fana memisahkan kita
Yang meronta-meronta ingin
diberi imbalan
Tetapi dinding fana memisahkan kita
dengan keikhlasan.
.
.
Kau bilang pulang adalah
suatu kemestian
Namun pada suatu hari baiknya,
masihkah ia tersimpan?
.
suatu kemestian
Namun pada suatu hari baiknya,
masihkah ia tersimpan?
.
Adegan per adegan mengurai
simpul
Menyisakan tanya, untuk apa pula?
Aku paham sepenuhnya
Kau dan aku adalah sepasang angan-
simpul
Menyisakan tanya, untuk apa pula?
Aku paham sepenuhnya
Kau dan aku adalah sepasang angan-
angan, yang terbit di ingatan kita
Ya, ya untuk apa pula?
.
.
Bila kau cari bayang-bayang di
semestamu
Yang senantiasa kau temukan tiada
lain adalah aku
Aku yang menciptakanmu
.
semestamu
Yang senantiasa kau temukan tiada
lain adalah aku
Aku yang menciptakanmu
.
Katamu,
sebagian hartamu sudah kau beri
padaku
Apakah janji itu terus berdering
padamu?
sebagian hartamu sudah kau beri
padaku
Apakah janji itu terus berdering
padamu?
(16/11/20)
Komentar
Posting Komentar