Jawaban Pertanyaan Apa Kabar (Ingin Diajak Pulang Juga Part 2)
Hai. Tadi aku mau kirim chat ini di DM Instagram, tapi sudah tidak bisa. Sebab pertanyaan apa kabarku, sudah kamu jawab dengan begitu singkat. Sudah sepatutnya tidak ku lanjutkan, bukan?.
Maaf bila tulisan ini mengganggu sebentar, ceritamu dengannya. Dua belas tahun berlalu, Er dan kamu tetap begitu. Menjalin cerita lain tapi bukan denganku.
Aku salah lagi. Aku melakukan kesalahan itu lagi ternyata. Sebuah harap padamu. Sebuah harap bahwa kamu akan sedikit melihat ke sini atau sekedar menyapaku di halte, menunggu diajak pulang oleh rumah yang bahkan bentuknya sudah tidak terlihat lagi. Kamu tidak mau berangkat, barang sebentar?. Aku tak pernah bisa menaiki bus ke tujuanku, selain di kamu.Sejak penyesalanku dua belas tahun lalu kita tidak bertemu. Tapi kamu tidak pernah datang. Karena memang undangan itu tidak pernah kukirim ke rumahmu.
Maaf janjiku untuk mulai mengikhlaskanmu kemarin, belum bisa kutepati sekarang. Perihal mengikhlaskan yang nyata-nyatanya sulit. Masih belum kutemukan lagi perasaan itu di tempat lain, Er.
Apalagi yang harus kulakukan?. Merajut doa pada semesta agar kita bisa menjalin cerita bersama? Itu sedang ku lakukan beberapa tahun terakhir ini. Sendirian. Tapi apakah akan berhasil?.
Maaf janjiku untuk mulai mengikhlaskanmu kemarin, belum bisa kutepati sekarang. Perihal mengikhlaskan yang nyata-nyatanya sulit. Masih belum kutemukan lagi perasaan itu di tempat lain, Er.
Apalagi yang harus kulakukan?. Merajut doa pada semesta agar kita bisa menjalin cerita bersama? Itu sedang ku lakukan beberapa tahun terakhir ini. Sendirian. Tapi apakah akan berhasil?.
Apa memang harapan ini sudah tidak bisa diselamatkan?. Rencana semesta, yang tidak bisa ku pahami, mengapa ia menjadikan memori itu hadir lagi di kepala. Dan ingin sekali menghubungimu setelah dua belas tahun lalu.
Saat aku mulai mengirim pesan padamu, lalu kamu bilang:
"ngapain lo chat-chat gue?".
Terima kasih telah menjawab pertanyaan apa kabarku yang tidak penting ini, dengan jawaban "baik". Tampaknya kamu baik-baik saja ya?, setelah tidak mengajakku pulang juga saat itu. Dan selalu baik. Berbeda denganku. Aku senang kalau kamu baik. Selamat ya telah jadi tokoh utama, yang paling utama dalam ceritaku, dan selamanya akan terus begitu. Meski aku tak pernah kamu bawa dalam ceritamu, yang kini telah jadi milik yang lain.
Aku curiga dengan rencana semesta mengapa ia mengaitkan hidupku, denganmu lagi. Ini di luar kendaliku, jangan marah ya. Ini juga bukan mauku. Ini aneh, pasti bagimu juga begitu. Aneh terlampau aneh, tiba-tiba aku ingin menghubungimu, untung kamu belum lupa. Aku menyesal, mudah sekali mengikuti kata hati untuk membawamu ke cerita ini lagi, Er. Aku tidak akan ganggu ceritamu dengannya. Tetapi bolehkah meminjam waktumu sebentar untuk membaca tulisan usang ini?.
Apakah kita bisa mencipta temu lagi? Aku rindu semua yang ada di kamu itu. Kini, aku ingin menyelamatkan hatiku sendiri, tapi tetap ingin merayakan jatuh cinta. Dengan tiada harapan dan akan bekerja sama dengan waktu yang akan membantuku menemukan perayaan itu di tempat lain.
Akan kucoba, Er untuk menepati janjiku sekarang. Janjiku untuk melanjutkan perjalanan perantauan ini tanpa kamu ikut. Janji yang tak pernah menemukan petunjuknya.
"ngapain lo chat-chat gue?".
Terima kasih telah menjawab pertanyaan apa kabarku yang tidak penting ini, dengan jawaban "baik". Tampaknya kamu baik-baik saja ya?, setelah tidak mengajakku pulang juga saat itu. Dan selalu baik. Berbeda denganku. Aku senang kalau kamu baik. Selamat ya telah jadi tokoh utama, yang paling utama dalam ceritaku, dan selamanya akan terus begitu. Meski aku tak pernah kamu bawa dalam ceritamu, yang kini telah jadi milik yang lain.
Aku curiga dengan rencana semesta mengapa ia mengaitkan hidupku, denganmu lagi. Ini di luar kendaliku, jangan marah ya. Ini juga bukan mauku. Ini aneh, pasti bagimu juga begitu. Aneh terlampau aneh, tiba-tiba aku ingin menghubungimu, untung kamu belum lupa. Aku menyesal, mudah sekali mengikuti kata hati untuk membawamu ke cerita ini lagi, Er. Aku tidak akan ganggu ceritamu dengannya. Tetapi bolehkah meminjam waktumu sebentar untuk membaca tulisan usang ini?.
Apakah kita bisa mencipta temu lagi? Aku rindu semua yang ada di kamu itu. Kini, aku ingin menyelamatkan hatiku sendiri, tapi tetap ingin merayakan jatuh cinta. Dengan tiada harapan dan akan bekerja sama dengan waktu yang akan membantuku menemukan perayaan itu di tempat lain.
Akan kucoba, Er untuk menepati janjiku sekarang. Janjiku untuk melanjutkan perjalanan perantauan ini tanpa kamu ikut. Janji yang tak pernah menemukan petunjuknya.
Selamat membangun mimpimu, mengejar cita-citamu di kampusmu. Mimpi dan cita-citamu yang tidak bisa kita bangun bersama itu.
IL
Komentar
Posting Komentar