Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Pesan Untuk Hujan

Teruntuk hujan:  Katanya kau hadir tuk menyampaikan  pesan rindumu pada bumi Dan perantara langit yang hanya dapat mengagumi bumi dari jauh Sebab itu, kutitipkan segenap pesan  rindu ini Semoga malam ini pesan rinduku  benar-benar sampai. Dariku: yang merindu Pukul 23:19 pm Di ruang rindu bersama hujan bulan September. 

Perihal Bandara

Aku benci bandara Bandara yang slalu memaksa tanggal  Walau masih ingin tinggal Memaksa untuk jangan terlambat Jika tak ingin tertinggal Ketika sejauh-jauhnya pergi Kita akan terus kembali ke rumah Dan bandara buatan manusia itu yang jadi perantaranya Perantara pada jarak yang memisahkan Di tempat yang disinggahi Lalu lambat laun Ia secepat itu membuat nyaman Dan pada akhirnya mungkin memang itu tugas bandara memaksa pergi walau masih ingin tinggal. Tapi entah kenapa setelah tahu tugas bandara yang slalu memaksa pergi Aku tetap ingin bepergian mengarungi luasnya semesta ini Banyak tempat indah di semesta yang  belum kukunjungi Dan kelak bisa merasa nyaman seolah menemukan rumah baru Walau yang nyaman terkadang harus ditinggalkan karena tak sejalan.

Gagal Jadi Rumah

Aku dan kau sama-sama pulang, tapi menuju rumah yang berbeda Aku dan kau adalah kata Yang tak pernah bisa bertemu di mana letak ujungnya Aku dan kau telah gagal jadi rumah, tempat saling memadu rasa Perpisahan, adalah sebaik-baiknya jalan  bagi kita Walau ku tahu, bahwa upacara perpisahan  ini tak akan membuatku baik-baik saja  

Tentang Patah dan Utuh

Sebelum melepasmu, aku pernah  menggenggammu erat Namun semesta memaksa melepas  Kita yang dulu pernah bersama, kini sirna  Dan kita yang kupikir akan berakhir indah, kini harus berakhir pisah Kukira kau adalah rumah dan akhir dari  segala perantauan  Tapi kau hanya singgah lalu  pergi meninggalkan  Hanya karna padanya aku pernah patah  Bukan berarti padamu aku tak bisa utuh