Ruang Borok

 

 

Ini kisah semacam puisi barangkali, atau sajak dalam  ruang borokku yang tak lagi borok usai berjumpa dan mengenalnya. Si manusia langka yang baru pernah kutemui wujudnya. Spesies manusia yang ternyata masih ada di bumi. Dia dilahirkan ke dunia oleh wanita kedua terhebat, selain ibuku. 


Dia lahir sebagai salah satu sosok yang menjadikanku manusia yang lebih baik. Sungguh ingin kuberterimakasih pada ibunya, yang telah memperanakkan, merawat, menjaga, dan mendidiknya bersama wejangan luar biasa sampai sebesar kini. Sampai ketika semesta mempertemukan kami di bumi. 

 

Mungkin untuk saling melengkapi. Kuramal Tuhan sedang senang saat menciptakannya, dan semesta pun menyambut dengan amat baik. Buktinya dia hadir bagai manusia yang dikirim Tuhan guna dapat merubah duniaku lebih senang. Kumerasa sangat bersyukur, dan beruntung sekali, kali ini. 


Sebagai ucapan terima kasih, tak sengaja mungkin telah kutaruh hati padanya. Ini di luar kendali. Membuat bimbang sebab rasa yang ingin kukenali itu kembali hadir. Segalanya seolah menjadi rumit. 

 

Aku si perantau bimbang yang kebingungan, memang kerap bingung akan perkara geli ini. Barangkali trauma akan tragedi borok di masa lampau. Ketakutan menempatkan hati bukan pada orang yang tepat, lagi selalu menyesakki kepala. Namun jatuh hati memang hal yang sangat menggelikan kalau diingat, bukan?. Tersenyum sendiri walau tak ada yang lucu kayak orang gila. Hanya bertemu dan terkadang sesekali kau menyapa, serta retina yang saling bertatapan. Mendorong sesuatu dalam tubuhku ingin loncat dari tempatnya. 

 

Ah, sungguh menyebalkan sebenarnya. Peristiwa itu tiba-tiba langsung jadi hari paling bahagia sedunia, berlebihan. Entah mengapa semua hal menjadi memori abadi nan istimewa kalau itu tentangnya. Fragmen-fragmen dalam tubuhku sepertinya bermasalah. Rasa asing itu semakin mendesak masuk. Sangat klise, tapi ya memang begitu kenyataannya. Ini berat, kebimbangan yang semakin rumit. Ku biarkan saja menyimpan rasa ini menjadi rahasia, karena memendam rasa adalah hal paling seru di bumi. Yang kalau ketahuan tidak seseru sebelumnya. 


Mungkin hanya ku hanya mampu menikmati rasa yang masih abu-abu karena hati yang terus tak mengakuinya ini. Itu saja aku senang. 

 

Ada satu puisi Pak Sapardi yang kuingat betul baitnya: aku mencintaimu, maka aku takkan pernah berhenti mendoakan keselamatanmu. Ya, doa memang cara paling ampuh baginya sekarang ini. 


Tugas manusia kan hanya merasakan dan yang menentukan adalah tugasnya Tuhan. Kuputuskan dengan sederhana bahwa takkan ada lagi jatuhnya harapan bagi si manusia, hanya terhadap Sang Pembolak-balikan hati. 

 

Teruntukmu si langka, terima kasih telah lahir di bumi dan membuatku senang di dunia yang kian ngeri dan kejam. Dan hadir sebagai penyemangat dari Ilahi, pelipur lara dalam perjalanan bait-bait aksaraku ini. Suatu saat nanti semoga kau tak hanya hadir sebagai fatamorgana di sini, tetapi sosok nyata dalam duniaku. 


Kiranya semesta yang selalu memberi kejutan, merestui dalam satu garis skenario yang sama.  

 

dariku: yang akan selalu jadi penggemarmu 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manifestasi Jadi Kontemplasi

penumpang baru

Atasan Hobi Minggat