Tanya Retorika

Tatkala mayoritas insan manusia 

berhamburan 

Hindari rinainya 

Namun gadis itu tetap berjalan 

perlahan 

Di bawah rinai hujan itu, menikmati


Seiring sarayu menyapa daun yang 

melambai-lambai kedinginan itu 

Dan bingkisan rindu yang bermuatan 

sepasang kenangan 

Berdesakan di ruang hati 

 

Walau tampaknya manusia bumi 

Menatapnya aneh 

Tetapi senyum tetap tak luput dari bibirnya

Beribu tanya retorika dalam kepala 


Terbuat dari apa karya ilahi agung satu itu, 

pikirnya

Entah mengapa hanya mendekap bayangnya

Ia slalu mengulum senyum 

Penuh harsa

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manifestasi Jadi Kontemplasi

penumpang baru

Atasan Hobi Minggat