Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Surat Untukmu

Buat kamu, perihal self love  Kini titik ujungnya dicapai Topeng sandiwara telah usang Kebanyakan dikenakan   Hidup di bumi harus manusiawi,  bukan?   Pergumulan bertentangan harus  diserang  Karena hidup untuk sendiri bukan  orang lain Hidupmu tak bergantung pada mereka,  lantas untuk apa tergantung? Kapan insecure isi kepala sendiri  diakhiri?   Sudah berserakan cinta di bumi Yang lebih jatuh cinta ke orang lain Tapi tidak dengan pemiliknya sendiri Sudah cukup jahatnya  Nikmati dulu jatah manusiawinya.   2   Senyum nan menawan itu perlahan  menghujani hatiku yang kemarau Membuat terpikat Menggoda tuk menatap indah retinamu lebih lama  Kata yang terucap dari bibirmu    Serasa semilir angin dalam telinga  Sosokmu pun perlahan kurindu Terhalang tembok bukan siapanya  membatasi   Namun degup kurang ajar mulai mengetuk  jantungku yang kaku, lagi Kini beribu tanya ...

Nyalakan Alarm

Sebongkah aksara rindu, Teruntuk tuan si puan Selembar rindu makin tidak  tahu diri Ingin dekat, erat, terikat Memang kau siapanya, puan? Bagian dunianya? Siapanya, siapa gerangan? Ikatan jadi batas baginya si penakut Menjelma intuisi yang tak lagi sama Bahkan hanya tuk mengutarakan Ia hening seribu hening Ia dan sepatu usangnya tak punya hak Ia kebingungan di persimpangan jalan jelaga itu "Tetapi semesta sang perencana yang  baik, bukan?," tanyany a.

Rumah yang Berumah

Ingin menemukan rumah tempat  pulang ke rumah Rehat sejenak usai petualangan  perantauan panjang  Pada satu atap bersama rumah yang berumah itu Tempat pulang dari segala perantauan perihal pulang dan pergi penuh bimbang  Kapan? Dipertemukan dengan rumah tempat pulang  sesungguhnya  Rumah disebut rumah kalau, kita ada bukan? Menyatu di persimpangan jauh sejalan Akan pulang menetap pada sisa waktu  Tanpa pakaian lagi pergi kelak mencari  Memang tak pernah singkat Semesta kembali diandalkan tiada habis.

Seandainya

Sepenggal Cerita Sederhana Bagaimana kalau kita, bertukar raga saja, kekasih?   Kau yang jadi aku  Yang mencintai tanpa batas waktu  Kau yang jadi langit Aku bulannya  Kau yang jadi pantai Aku ombaknya Kau yang jadi gitar Aku senar yang tak gentar kau petik di sepertiga malam Atau aku yang jadi layar gawaimu dengan selembar kertas yang sering kautatap hingga fajar   Atau jadi pakaian yang memelukmu  kala gigilnya hujan Atau jadi payung yang melindungimu dari rinainya Atau jadi semilir angin yang gemar   sekali mengunjungimu di musim ini Tanpa malu bersua    Atau jadi rumahmu setelah perjalanan panjang. Atau jadi   playlist   lagu kesukaan  yang kerap kau dengar di spotify Atau jadi series  netflix  terfavorit yang   kau rindukan karena sebuah kesibukkan   capai mimpi  Atau jadi kawan berbagi kisah dan mengukir temu setiap waktu   Sedangkan, aku: aku ...