Apa Dia Bukan Manusia?
Sebuah senandika, Dunia si Aku Dahulu diriku kerap sering merasa bimbang. Beribu tanya bermuatan di kepala “manusia spesies seperti apakah diriku?”. Menjelma gundah gulana. Yang teramat berbeda dengan manusia lainnya, pikirku. Mungkin bagi mereka seolah rasa manusia lain itu tak penting lagi. Berdialog tanpa pikir. Selalu diselimuti dengan "baper banget sih orang hanya bercanda" diikuti berbagai macam perkalimatan lainnya berujung luka. Tanpa mereka tahu apa yang dikalimatkan dapat merusak moodku hari itu. Di kala pikiran dan logika semisal bertempur. Peristiwa tersebut semakin kian membuatku tidak percaya diri. Merasa selalu kurang dari segenap manusia lainnya. Bahkan bayanganku sendiri pun seolah enggan menatapku. Sungguh ironis. Kejam. Tetapi duniaku beranjak berubah. Sejak mengenal seorang manusia yang sangat teramat berbeda alias langka itu. Perawakannya pun tak sperti pria kebanyakan. Dia yang selalu percaya bahwasanya diriku pasti dapat me...